Severe Acute Respiratory Syndrome – SARS

SARS atau infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan yang pertama kali dilaporkan pada bulan Februari 2003 di Asia ini. Setelah beberapa bulan kemudian, penyakit ini menyebar ke beberapa negara di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa serta Asia. Akhir bulan Juli, penyakit ini telah menyerang orang sebanyak 8.437 dan 813 diantaranya mati akibat SARS ini.

Gejala Awal SARS

SARS dimulai dengan ditandai adanya demam lebih dari 100,4°F (diatas 38,0°C). Gejala lain mungkin disertai dengan pusing atau sakit kepala, perasaan lemas dan sakit di seluruh tubuh. Setelah 2-7 hari kemudian, orang yang terkena SARS mungkin menderita batuk kering dan sulit bernapas.

Bagaimana SARS Menyebar

Secara umum, SARS menyebar melalui kontak orang dengan orang. Sebagian besar SARS menyebar dengan perantara benda yang telah terkontaminasi, dekat SARS dari penderita. Jalan lainnya, yaitu dengan cara menyentuh kulit penderita ataupun benda yang terkontaminasi, melalui air liur (droplets infection), yang lalu mengenai mata, hidung, dan sebagainya.

Ini dapat pula terjadi bila penderita SARS sedang batuk, ataupun berbicara yang menyebarkan penyakit SARS kepada orang lain, dirinya sendiri ataupun ke tempat lainnya.

Kini penyebaran SARS semakin luas melalui udara atau lewat sesuatu yang tidak diduga sebelumnya.

Penyebab dari SARS

SARS disebabkan oleh semacam virus jenis coronavirus. Corona virus ini yang menyebabkan SARS pada beberapa tempat di dunia ini. Kebanyakan kasus SARS mengenai para penumpang yang telah berpergian dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menyebarkan SARS ini.

Bagi para penumpang yang terkena SARS diharapkan segera melaporkan dirinya dan tidak berpergian ke negara lain. Larangan keras ini pula berlaku bagi masyarakat dengan daerah SARS yang tinggi agar tidak menyebarkan SARS lebih lanjut.

Hal-hal lain mengenai SARS

Bila seseorang telah terkena SARS, segera laporkan diri ke tim medis agar ditindaklanjuti. Mereka pula memberitahukan agar jangan pula pergi ke tempat lain, yang dipenuhi atau belum terjangkiti SARS, dan membantu mencari orang yang telah kontak dengannya agar dapat menyelamatkannya.

Bagi pasien SARS, maka dia harus terkontrol dalam suatu perawatan, walaupun demamnya telah hilang, dia tidak boleh ke tempat kerja, kuliah, kerja, ataupun ke tempat lainnya.

  1. Para penderita diberi keterbatasan bergerak ke tempat lain setelah 10 hari berakhirnya demam. Selama waktu ini, pasien tetap berjaga agar tidak timbul gejala lainnya.
  2. Para anggota keluarganya, harus menjaga kebersihan tangannya bila hendak makan, minum, dan sebagainya dengan mencuci tangannya hingga bersih.
  3. Bagi tiap pasien SARS agar memakai masker untuk menutup mulut atau hidungnya untuk mencegah penularan penyakit.
  4. Segala peralatan yang digunakan oleh pasien SARS harus dijauhkan
  5. Para anggota keluarga yang telah kontak dengan penderita SARS maupun orang lain harus segera memeriksakan dirinya.
  6. Bila diduga terkena SARS sebaiknya kurangi aktivitas dulu dan segera periksakan diri apakah betul telah menderita SARS atau tidak.

Walaupun hal diatas sebagai pencegahan saja, sebaiknya mulai sekarang jagalah kebersihan diri, lingkungan dan sekitarnya.

Isolasi dan Karantina SARS

Isolasi : Bagi penderita sendiri

Bagi penderita yang terkena SARS, kurangi aktivitasnya agar tidak menyebarkan ke orang lainnya. Orang yang diisolasi mungkin dirawat di rumahnya sendiri, rumah sakit umum, ataupun di tempat perawatan lainnya. Isolasi ini juga merupakan pencegahan untuk penderita TBC, dan penyakit menular lainnya. Bagaimanapun, diupayakan agar pasien yang terkena SARS tidak menulari publik karena belum diketahui cara penyebarannya.

Karantina : Bagi seseorang yang diduga terkena SARS

Karantina yang ditujukan bagi orang yang diduga kena SARS tapi belum menunjukkan gejala umum SARS memang diperlukan juga. Tapi, bila dia dinyatakan tidak terkena SARS sebaiknya tetap juga jaga diri agar tak terkena. Pemerintah menyarankan agar karantinanya dilakukan di suatu tempat seperti sel khusus.

Dalam hal perpindahan penduduk/migrasi diberhentikan dulu walaupun dia adalah warga negara asing, hingga dia dinyatakan tidak lagi berbahaya bagi umum.

Menghadapi pasien dengan komplikasi lainnya, itulah yang membuat para tim medis kewalahan dalam perawatannya. Bahkan dia pun dapat terkena dengan SARS. Di Jakarta, dilaporkan telah ada 20 orang perawat telah meninggal dalam merawat pasien SARS ini. Atas jasanyalah, pemerintah memberikan penghargaan atas keberaniannya kepada keluarganya.

Kasus yang banyak mengenai SARS terjadi di China, walaupun negara ini juga negara yang terjangkiti dari negara lainnya. Mula-mula, SARS menyebar di tempat umum seperti supermarket atau swalayan besar. Tak heran, kasus yang terjadi begitu cepat. Dalam mendorong upaya dalam pencegahan penyakit, pemerintah sendiri ikut serta dalam pembersihan lingkungannya.

SARS dulunya menyebar lewat surat atau mail-mail yang dikirim dengan pesawat terbang. Di Amerika, karena SARS semua surat dibakar habis, diduga menyebabkan penyakit lewat surat tersebut. Berdasarkan penyelidikan, ada substansi yang melekat pada surat yang mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pemanasan. Setelah dibiakkan dan ditanam di media spesifik, organisme ini langsung menghemolisiskan semua media dalam waktu 12 hari. Ahli virologi menyatakan bahwa substansi tersebut merupakan organisme semacam virus jenis Coronavirus, yang dulunya hanya menyerang hewan saja dan tidak bersifat fatal, tapi sekarang menyerang manusia dan menjadi ganas.

Berbagai pencegahan dilakukan, namun yang terbaik tetaplah menjaga kebersihan diri sendiri.

SARS walaupun kehadirannya kini mulai kurang dibicarakan orang lain, tetaplah diingat bahwa semakin bertambah zaman dan teknologi, maka penyakit pun semakin canggih dan semakin sulit menemukan obatnya lagi. Akan tetapi, setiap penyakit yang ada pasti ada juga obatnya.

Scroll to Top