Plasma Darah

Darah disusun oleh dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraselluler, dengan volumenya kira-kira ± 5% dari berat badan seseorang.

Misal: Berat badan (BB) seseorang: 70 kg
Cairan Plasma: 5% x 70.000 cc = 3500 cc atau 3,5 liter

Perbedaan dengan cairan interstitiel adalah komponen protein yang ada di dalamnya:

  • Cairan Plasma – Kadar Protein: 7%
  • Cairan Interstitiel – Kadar Protein: 2%

Kadar protein ini merupakan perbedaan yang menyolok, sedangkan kadar bahan-bahan yang lain, tidaklah begitu besar yaitu antara lain glucose, elektrolit-elektrolit.

Komposisi Plasma

  • Bahan cair (berupa air) merupakan bagian terbesar: 91 %
  • Bahan padat (organis dan inorganis): 9%

Peranan Plasma Protein

Mempertahankan tekanan kolloid osmotik

Oleh karena albumin sebagai fraksi protein yang terkandung di dalam plasma, mempunyai sifat menarik air. Sehingga apabila kadar albumin menurun, maka tekanan kolloid akan ikut turun – daya tarik air akan menurun, sehingga air lebih mudah keluar ke cairan interstitiel. Apabila hal ini dalam jumlah besar maka orang tersebut mengalami udema.

Buffer di dalam darah

Plasma protein sebagai buffer mempunyai potensi 1/6 dari seluruh kapasitas di dalam darah

Memiliki Peranan dalam Sistem Imunitas

Fraksi gamma globulin mempunyai peranan sebagai antibodi

Memiliki Peranan dalam Sistem Pembekuan Darah

Bersama-sama dengan faktor-faktor pembekuan darah berperan di dalam proses pembekuan darah

Fraksi-fraksi Pembentuk Plasma Protein:

Fraksi Pembentuk Plasma Protein Berat Molekul (B.M.) Konsentrasi dalam gram per 100 cc darah
Albumin 69.000 3,5 – 4,5
Globulin
Alfa 1 Globulin 0,2 – 0,4
Alfa 2 Globulin 0,4 – 0,8
Beta Globulin 90.000 0,4 – 0,8
Gamma Globulin 156.000 0,6 – 1,2
Kadar Globulin Total ± 2,5 gram %
Fibrinogen 400.000 0,2 – 0,4

Kadar plasma protein yang rendah disebut hypoproteinemia, dapat terjadi pada bermacam-macam keadaan. Diet rendah protein, kelaparan, gangguan dalam absorbsi makanan, penyakit-penyakit hati sehingga pembentukan terganggu, serta penyakit ginjal yang menyebabkan pengeluaran protein dalam jumlah banyak melalui urine.

Scroll to Top