Laju Endap Darah

Laju Endap Darah (L.E.D) adalah kecepatan pengendapan eritrosit dalam suatu waktu tertentu pada sampel darah yang dibubuhi antikoagulan dan didiamkan tegak lurus pada bidang datar.

Jarak waktu yang dipakai untuk membaca kecepatan laju endap darah biasanya 1 jam. Hasil pembacaan L.E.D dinyatakan dalam sekian mm/ 1 jam. Nilai Normal pada Pria: < 9 mm/ 1 jam dan pada Wanita: < 15 mm/1 jam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Laju Endap Darah

Faktor Teknik

Letak Tabung / Pipet

Tabung atau pipet harus tegak lurus pada raknya ( 90° ). Bila tabung dimiringkan maka sel-sel akan menempuh jarak pendek ke dinding tabung, kemudian menggelincir ke dasar tabung. Hasilnya: sedimentasi sel menjadi lebih cepat!.

Untuk memperoleh kedudukan tabung yang tepat, dianjurkan rak tabung dilengkapi dengan sekrup pengatur (“adjustable levelling screws”) dibagian bawahnya kemudian mengamati kedudukan rak dengan menggunakan waterpass.

Diameter tabung / Pipet

Diameter bagian dalam tabung yang dianjurkan adalah 2,55 mm ± 0,15 mm. Diameter yang lebih kecil akan menghalangi kecepatan sedimentasi, sedang diameter yang lebih besar mempercepat sedimentasi eritrosit.

Suhu Ruangan

Makin tinggi suhu ruangan, makin cepat sedimentasi eritrosit. Umumnya pemeriksaan LED dilakukan pada suhu 18° – 25°C. Sejalan dengan pengaruh suhu ruangan ini, penempatan tabung dan rak LED sebaiknya tidak dikenai cahaya matahari secara langsung.

Getaran

Getaran pada dasar tabung memberi pengaruh pada jalannya sedimentasi.  Oleh sebab itu, harus diusahakan rak sedimentasi tidak berada semeja dengan peralatan lain yang mengeluarkan getaran, misalnya sentrifus.

Faktor dalam Darah

  • Fibrinogen dan Globulin mempercepat sedimentasi. Sedangkan, albumin, lecitin dan cholesterol memperlambat LED
  • Eritrosit: bentuk yang makrositik dan sferositik mempercepat sedimentasi. Sedangkan, yang mikrositik memperlambat sedimentasi

Arti Pemeriksaan LED

LED dipakai sebagai uji-penyaring (screening test) dalam pemeriksaan rutin para penderita. Walaupun LED mencerminkan perubahan-perubahan pola protein dalam plasma, LED bukan merupakan pemeriksaan yang spesifik.

Namun begitu, LED berguna dalam memantau penyakit kronik tertentu, misalnya tuberculosis atau rheumatoid arthritis, dimana LED menjadi petunjuk tentang progresitas penyakit.

LED yang normal tidak menyimpulkan bahwa seseorang tidak mengidap suatu penyakit. Sedangkan dipihak lain peninggian LED mendorong kita untuk memikirkan penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan perubahan dalam protein plasma, yakni:

  • Penyakit infeksi akut atau kronik
  • Penyakit neoplastik/keganasan
  • Penyakit degeneratif
Scroll to Top