Kegiatan Operasional KIE Kesehatan Reproduksi

Pengertian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) atau yang kita kenal sebagai Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2011).

Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi dilakukan untuk membantu individu atau kelompok untuk lebih peduli dan mampu berperilaku hidup sehat dalam kesehatan reproduksi. Disamping itu tujuan KIE agar terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi sehingga hal–hal yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi dapat diatasi.

Kegiatan Operasional KIE Kesehatan Reproduksi

Pada tingkat pelayanan dasar maka kegiatan operasional KIE Kesehatan Reproduksi kegiatan dapat dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung.

1. Kegiatan KIE di dalam Gedung Puskesmas atau Rumah Sakit

Bentuk kegiatan di dalam gedung dapat berupa, antara lain:

a. Penyampaian Pesan Secara Langsung (tatap muka).

Tatap muka lngsung untuk perorangan dapat berlangsung saat petugas memeriksa pasien baik di klinik maupun saat kunjungan pasien di ruangan rumah sakit. Tatap muka langsung untuk kelompok dapat dilakukan kepada pasien dan/atau keluarganya yang sedang berada di ruang tunggu Puskesmas atau di ruangan di rumah sakit.

Kegiatan tatap muka langsung ini memiliki peluang besar sekali untuk berhasil jika dilakukan dengan benar karena pesan dapat disampaikan dengan diikuti penjelasannya. Cara tersebut juga dapat menyampaikan ketrampilan (bukan hanya pengetahuan) dalam bentuk peragaan atau demonstrasi cara melakukan sesuatu (misalnya cara memasang kondom, cara sederhana untuk menilai ada/tidaknya anemia dengan melihat kelopak mata dan lidah).

Dalam melaksanakan kegiatan ini perlu diupayakan adanya komunikasi dua arah, yaitu dengan memberi kesempatan pada sasaran untuk bertanya, atau petugas menanyakan kembali kepada sasaran, untuk menilai apakah pesan telah benar-benar dipahami dan sasaran benar-benar mengetahul isi pesan.

b. Penyampaian Pesan Secara Tidak Langsung.

Bentuk kegiatan ini biasanya berupa pemutaran kaset lagu-lagu atau video hiburan yang diselingi pesan singkat, atau pemasangan poster? media cetak lain, dalam lingkungan fasilitas pelayanan (Puskesmas atau Rumah sakit).

Bentuk kegiatan ini dapat pula ditujukan kepada sasaran perorangan berupa pembagian selebaran atau leaflet kepada setiap pengunjung.

Kegiatan ini juga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, yaitu dengan menghadirkan petugas untuk memulai pembicaraan dengan kelompok sasaran, misalnya dengan menanyakan atau membahas isi pesan dalam kaset video yang diputar, poster yang dipasang atau leaflet yang dibagikan.

Dengan adanya pembicaraan antara petugas dengan sasaran tersebut, sekaligus terjadi komunikasi dua arah berupa saling bertanya antara petugas dan sasaran, sehingga dapat dilakukan penilaian apakah pesan telah benar-benar dipahami oleh sasaran.

2. Kegiatan KIE di Luar Gedung Puskesmas atau Rumah Sakit.

a. Penyampaian Pesan untuk Kelompok Kecil (Tatap Muka).

Proses kegiatan tatap muka untuk kelompok di luar gedung tidak banyak berbeda dengan di dalam gedung, hanya saja kelompok sasaran yang ditemui biasanya adalah kelompok yang kecil dan khusus.

Kelompok khusus ini seringkali merupakan kelompok sasaran sekunder atau yang memiliki pengaruh terhadap sasaran utama, misalnya kelompok ibu-ibu PKK, kelompok pengajian dll.

Kelompok khusus ini dapat juga merupakan kelompok sasaran utama, misalnya pertemuan klub remaja, paguyuban KB, kelompok ibu-ibu pengunjung Posyandu, keluarga yang dikunjungi di rumah.

Kegiatan tatap muka dengan kelompok kecil ini juga memiliki peluang besar sekali untuk berhasil karena jika pesan tersampaikan dengan benar maka akan dapat mendorong kelompok sasaran sekunder untuk meneruskan pesan-pesan itu kepada kelompok sasaran utama.

Disinilah letak kekhususan kegiatan ini, karena dapat memiliki tujuan tambahan yaitu selain menyampaikan pesan untuk kelompok itu sendiri, juga dapat (dan harus) diikuti dengan dorongan atau permintaan agar mereka bersedia meneruskan isi pesan-pesan tersebut. Sebagaimana penyampaian pesan untuk kelompok kecil (Tatap Muka). Petugas juga dapat mencoba meminta peserta untuk mengulang kembali pesan yang disampaikan (parafrasing) untuk menilal pemahaman sasaran tehadap pesan dan menilai kemampuan sasaran untuk
meneruskan pesan dengan tepat kepada orang lain.

b. Penyampaian Pesan untuk Kelompok Besar.

Proses ini mencakup penyampaian pesan kepada orang dalam jumlah sangat banyak dan biasanya tidak memungkinkan terjadi komunikasi dua arah. Karena tidak mungkin melakukan komunikasi dua arah untuk menilai apakah sasaran benar-benar memahami isi pesan, maka kegiatan KIE untuk kelompok besar ini memerlukan persiapan khusus terutama dalam penciptaan pesannya, pesan yang disampaikan harus singkat, menarik, mudah diingat dan mudah dilakukan.

Beberapa contoh bentuk pelaksanaan kegiatan KIE untuk kelompok besar, antara lain:

  • Penyampaian pesan melalui acara-acara keagamaan (pengajian, khotbah, misa atau pertemuan keagamaan yang lain),
  • Siaran keliling (melaiui pemutaran kaset iewat pengeras suara dalam kendaraan),
  • Pesan yang diselipkan dalam ikian bioskop keliling layar tancap”,
  • Pesan diselipkan daiam pentas kesenian tradisionai atau bahkan dalam bentuk cerita khusus yang dimainkan oleh kelompok seniman pesan yang disampaikan lewat pengeras suara masjid atau gereja,
  • Pesan yang disampaikan lewat poster, spanduk, papan pengumuman yang dipasang di tempat-tempat yang sering dikunjungi atau dilewati orang.
  • Pembagian selebaran/leaflet atau stiker secara langsung kepada sasaran (primer maupun sekunder), ataupun secara tidak Iangsung (dimasukkan dalam kemasan produk atau dicetak di bungkus produk tertentu).
Scroll to Top