K3 atau Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai Standard Operational Procedure (SOP), serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.
Tindakan khusus terhadap Darah dan Cairan Tubuh
Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas laboratorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah seperti virus Hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency Virus), Avian Influenza dan lain-lain.
a. Mengambil, Memberi Label dan Membawa Spesimen
- Hanya petugas laboratorium yang boleh melakukan pengambilan darah
- Gunakan sarung tangan
- Perhatikan teknik pengambilan darah
- Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi label “BAHAYA INFEKSI”
- Masukkan tabung ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara terpisah.
b. Membuka Tabung Spesimen dan Mengambil Sampel
- Gunakan sarung tangan
- Buka tabung spesimen dalam kabinet keamanan biologis kelas I dan kelas II
- Untuk mencegah percikan, buka sumbat tabung dengan dililit kain kasa terlebih dahulu.
c. Kaca dan Benda Tajam
- Diutamakan, menggunakan alat terbuat dari plastik sebagai pengganti kaca/gelas.
- Sedapat mungkin hindari penggunaan alat suntik.
d. Sediaan darah pada gelas obyek
Pegang gelas obyek dengan forsep.
e. Peralatan otomatis
- Sebaiknya gunakan alat yang tertutup (enclosed type).
- Cairan yang keluar dari alat/effluent harus dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup atau dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah.
- Jika memungkinkan, alirkan larutan hipoklorit atau glutaraldehid ke dalam alat setiap habis dipakai. Air dapat digunakan sebagai pengganti disinfektan hanya pada keadaan tertentu.
Bahaya dan Cara Mengatasi – Peralatan Laboratorium
Peralatan laboratorium umum yang dapat menimbulkan bahaya dan cara mengatasinya dapat dilihat pada tabel berikut
Peralatan Laboratorium |
Bahaya | Cara Mengatasinya |
---|---|---|
Jarum semprit | Tusukan, aerosol, tumpahan |
Gunakan jarum semprit dengan sistem pengunci untuk mencegah terlepasnya jarum dari semprit, jika mungkin gunakan alat suntik sekali pakai. Sedot bahan pemeriksaan dengan hati-hati untuk mengurangi gelembung udara.
Lingkari jarum dengan kapas disinfektan saat menarik jarum dari botol spesimen. Jika mungkin, lakukan dalam kabinet keamanan biologis. Semprit harus diotoklaf sebelum dibuang, jarum sebaiknya dibakar dengan alat |
Sentrifus/alat pemusing |
Aerosol, percikan, tabung pecah |
Jika diduga ada tabung pecah saat sentrifugasi, matikan mesin dan jangan dibuka selama 30 menit. Jika tabung pecah setelah mesin berhenti, sentrifus harus ditutup kembali dan biarkan selama 30 menit. Laporkan kejadian ini kepada petugas keamanan kerja.
Gunakan sarung tangan karet tebal dan forsep untuk mengambil pecahan kaca. Tabung yang pecah, pecahan gelas dan selonsong serta rotor harus didisinfeksi secara terpisah. Ruang dalam sentrifus (chamber) didisinfeksi, dibiarkan satu malam. Bilas dengan air dan keringkan |
Alat homogenisasi dan alat pengaduk (stirrer) |
Aerosol, kebocoran |
Gunakan alat homogenisasi yang terbuat dari teflon. Tabung dan tutup alat harus dalam keadaan baik. Saat bekerja, tutup alat dengan plastik. Sebaiknya pekerjaan dilakukan dalam kabinet keamanan biologis. |
Alat pemecah jaringan (grinder) |
Aerosol, kebocoran |
Operator harus memakai sarung tangan dan alat dipegang dengan bahan absorben yang lunak. |
Alat pengguncang (shaker) |
Aerosol, percikan, tumpahan |
Gunakan tabung yang tertutup rapat, dilengkapi dengan filter pada mulut tabung. |
Alat liofilisasi | Aerosol, kontak langsung, kontaminasi |
Gunakan filter untuk udara antara pompa dan daerah hampa udara. Gunakan konektor berbentuk cincin O untuk menutup seluruh unit. Lengkapi dengan penyaring kelembaban yang terbuat dari logam.
Periksa semua saluran hampa udara yang terbuat dari gelas terhadap adanya kerusakan. Gunakan hanya alat gelas yang dirancang untuk alat ini. Pakai disinfektan yang baik seperti disinfektan kimia. |
Kabinet keamanan biologis kelas III |
Aerosol, percikan |
Cara pengamanan yang maksimum |
Alat bantu pipet | Bahaya pemipetan dengan mulut, yaitu: tertelannya mikro-organisme patogen, inhalasi aerosol dan kontaminasi pada ujung tempat menghisap | Dapat di disinfeksi, mudah digunakan dan mencegah kontaminasi serta kebocoran dari ujung pipet |
Pelindung pernafasan | Inhalasi aerosol | Tertahannya partikel sebesar 1-5 mikron. Melindungi mata jika menggunakan pelindung muka penuh |
Pelindung muka dan pelindung mata |
Pecahan, percikan |
Pelindung muka: Melindungi seluruh muka
Pelindung mata: melindungi mata dan bagian |
Otoklaf | Kontaminasi mikroorganisme pada alat sekali pakai dan alat yang digunakan kembali | Sterilisasi yang efektif |
Botol dengan tutup berulir |
Aerosol, tetesan | Perlindungan yang efektif |
Alat insenerasi mikro |
Aerosol | Mengurangi percikan dan penyebaran bahan infeksi |
Lemari asam | Percikan bahan kimia | Memisahkan daerah kerja dengan petugas laboratorium |