Kebijakan Laboratorium Medik

Setelah sebelumnya anda mengetahui dan memahami jenis serta klasifikasi laboratorium, selanjutnya anda akan mempelajari beberapa kebijakan atau aturan di laboratorium. Kebijakan ini penting untuk diketahui oleh seseorang yang bekerja di laboratorium khususnya Anda sebagai seorang ahli teknologi laboratorium, yang melakukan pemeriksaan terkait dengan penyakit dan pengobatan pasien.

Kebijakan Laboratorium Medik

Mari kita lihat apa definisi dari kebijakan laboratorium menurut Seyoum (2006). Kebijakan laboratorium adalah keputusan yang diambil melalui konsultasi dengan staf medis lainnya yang memungkinkan laboratorium beroperasi dengan andal dan efektif selaras dengan unit kerja yang lain.

Kebijakan ini biasanya mencakup:

1. Jam kerja dan pekerjaan darurat laboratorium

Sedapat mungkin harus ada jam kerja laboratorium yang pasti. Di laboratorium yang kecil tapi jumlah pasiennya banyak seringkali lebih sulit untuk mempertahankan jam kerja.

Ini karena aliran rawat jalan yang besar dan sifat darurat sebagian besar pekerjaan. Di luar jam kerja normal, setiap laboratorium harus mengatur sistem untuk menguji spesimen yang mendesak. Bagaimana dengan pengalaman Anda sendiri mengenai jam kerja ini?

2. Rentang tes yang akan dilakukan dan yang harus dirujuk ke level yang lebih tinggi

Dalam beberapa kasus, seringkali laboratorium tidak memiliki peralatan atau sumber daya yang memadai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Hal ini memungkinkan dilakukannya pemeriksaan di laboratorium lain dengan kualifikasi yang lebih tinggi.

Rentang tes yang akan dilakukan bergantung pada:

  • Jumlah staf yang tersedia;
  • Ketersediaan sumber daya material;
  • Jenis institusi kesehatan (rumah sakit atau puskesmas);
  • Rujukan spesimen (jika perlu).
    Contoh, spesimen untuk deteksi HIV dan sampel air untuk analisis bakteriologis.

3. Koleksi spesimen laboratorium

Koleksi specimen adalah pengumpulan, penanganan dan pengiriman spesimen medis. Berbagai jenis spesimen diterima setiap hari di laboratorium dan perlu diperhatikan beberapa rincian untuk memastikan spesimen yang tepat dikumpulkan. Contohnya spesimen dikumpulkan berdasarkan jenisnya dan jenis pemeriksaannya.

4. Kapasitas beban kerja laboratorium

Kapasitas beban kerja harus disesuaikan dengan jumlah staf dan tingkat pelatihan, ukuran laboratorium dan ketersediaan fasilitas laboratorium. Idealnya, pekerjaan mikroskopik (yang universal untuk semua tingkat laboratorium) per hari tidak boleh melebihi total empat jam.

Bila jumlah pekerjaan yang diminta berada di luar kemampuan laboratorium, pengujian spesimen menjadi tidak dapat diandalkan dan ukuran pengamanan cenderung diabaikan.

Di sisi lain, terlalu sedikit pekerjaan juga bisa menyebabkan hasil uji yang tidak dapat diandalkan karena kurang konsentrasi. Contohnya adalah Laboratorium Puskesmas dengan jumlah staf dan peralatan yang terbatas tidak
dapat mengerjakan pemeriksaan laboratorium yang bersifat khusus seperti imunoserologi.

Beberapa aturan atau kebijakan di atas pada prinsipnya adalah untuk menciptakan kinerja laboratorium yang handal dan professional dalam menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya.

Scroll to Top