Pengelolaan Spesimen – Laboratorium Medik

Sekarang ini, banyak penyakit yang merajalela di lingkungan kita. Dari berbagai penyakit yang ada, penyakit infeksi menjadi penyakit yang paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang ditimbulkan sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen.

Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen.

Dalam pemeriksaan spesimen, yang harus diperhatikan adalah bahwa spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari tubuh manusia yang terindikasi memiliki penyakit. Beberapa penyakit ini bisa menular melalui specimen, tidak terkecuali kepada petugas pemeriksanya. Oleh karena itu, bagi orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya ATLM, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan khususnya yang membahayakan kesehatan.

Macam – macam Specimen

Pengelolaan spesimen – laboratorium medik meliputi: darah (darah lengkap, serum, plasma, sel darah, dan lain-lain), urine, tinja

Darah

Pengertian darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Darah Kapiler

Pembuluh darah kapiler (dari bahasa Latin: capillaris) ialah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm, yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.

Darah Vena

Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava.

Urine

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.

Tinja (feses)

Tinja atau feses adalah produk buangan saluran pencernaan hewan dan manusia yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari.

Sputum (dahak)

Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus (secret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring denganmekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan.

Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intraa bdominal yang tinggi. Ketika dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mucus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.

Cara Pengelolaan Spesimen

Selanjutnya adalah cara pengelolaan spesimen di laboratorium. Berikut ialah Pengelolaan Spesimen – Laboratorium Medik:

PENGAMBILAN SPESIMEN

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar.

Untuk mengidentifikasi penyebab infeksi, suatu laboratorium dikatakan berhasil apabila pengambilan dan pengiriman spesimen pasien ke laboratorium dilakukan dengan benar. Yang harus diperhatikan pertama adalah tempat pengambilan spesimen harus dipilih secara berhati-hati agar memberikan hasil terbaik mengenai organisme penginfeksi, toksin.

Pengambilan spesimen itu sendiri dilakukan dengan cara meminimalkan pencemaran oleh flora endogen penjamu. Sedangkan pengiriman spesimen ke laboratorium harus dilakukan di bawah kondisi yang mempertahankan
vaibilitas agen infeksiosa. Waktu pengiriman juga harus singkat untuk membatasi pertumbuhan flora pencemar yang berlebihan.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah : Teknik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada. Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung. Seluruh sampel harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah.

Secara umum, sebelum melakukan pengambilan spesimen, hal yang dilakukan adalah persiapan seperti berikut ini :

1) Persiapan pasien

Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen.

  • Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak
    minum alkohol, dsb.
  • Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya: kapan harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.
  • Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.

2) Peralatan sampling

Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum sampling. Secara umum, peralatan yang diperlukan untuk pengambilan specimen adalah :

  • Tabung tes atau vacutainer yang sesuai warna.
  • Label yang sesuai
  • Botol kultur darah

3) Perlengkapan untuk fungsi Vena Perifer

  • Sarung tangan tidak steril
  • Bola kapas alcohol
  • Torniket
  • Bola kapas povidon iodine (jika perlu)

4) Syarat Utama

Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  • Bersih
  • Kering
  • Tidak mengandung detergent atau bahan kimia
  • Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
  • Steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
  • Sekali pakai buang (disposable)
  • Wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil. (Ronald; Richard 2004)

5) Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA (ethylendiamin tetra acetic acid), Natrium Citrat, heparin dan Natrium Fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat.

6) Lokasi Sampling

Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan. Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah,
selain tidak dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan dan intravena lines (infus).

PENYIMPANAN SPESIMEN

Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke laboratorium lain. Lama penyimpanan harus memperhatikan, jenis pemeriksaan, wadah dan stabilitasnya. Hindari penyimpanan whole blood di refrigerator. Sampel yang dicairkan (setelah dibekukan) harus dibolak-balik beberapa kali dan terlarut
sempurna. Hindari terjadinya busa. Simpan sampel untuk keperluan pemeriksaan konfirmasi / pengulangan.

Menyimpan spesimen sebaiknya dalam lemari es dengan suhu 2 – 8 °C, suhu kamar, suhu -20°C, -70°C atau -120°C agar tidak terjadi sampai terjadi beku ulang. Untuk jenis pemeriksaan yang menggunakan spesimen plasma atau serum, maka plasma atau serum dipisahkan dulu baru kemudian disimpan. Memberi bahan pengawet pada
spesimen. Menyimpan formulir permintaan lab di tempat tersendiri.

Waktu penyimpanan spesimen dan suhu yang disarankan :

  • Kimia klinik : 1 minggu dalam refrigerator.
  • Imunologi : 1 minggu dalam refrigerator.
  • Hematologi : 2 hari pada suhu kamar.
  • Koagulasi : 1 hari dalam refrigerator
  • Toksikologi : 6 minggu dalam refrigerator
  • Blood grouping : 1 minggu dalam refrigerator

PENGIRIMAN SPESIMEN

Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan. Apabila spesimen tidak memenuhi syarat, spesimen ini perlu diambil/dikirim ulang. Pengiriman spesimen disertai formulir permintaan yang berisi data yang lengkap. Pastikan bahwa identitas pasien pada label dan formulir permintaan sudah sama.

Spesimen hendaknya secepatnya dikirim ke laboratorium. Penundaan pengiriman spesimen ke laboratorium dapat dilakukan selambat-lambatnya 2 jam setelah pengambilan spesimen. Penundaan pengiriman specimen terlalu lama akan menyebabkan perubahan fisik dan kimiawi yang dapat menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan.

Pengiriman sampel sebaiknya menggunakan wadah khusus, misalnya berupa kotak atau tas khusus yang tebuat dari bahan plastik, gabus (styro-foam) yang dapat ditutup rapat dan mudah dibawa.

Scroll to Top