Pemeriksaan Laboratorium pada Keradangan Pankreas

Karena letak pankreas dalam abdomen demikian dalamnya, maka pemeriksaan fisis secara langsung kurang dapat dipercaya. Demikian pula pemeriksaan radiologis pada umumnya juga kurang memuaskan.

Oleh karena itu, diagnosa kelainan pankreas secara laboratoris memegang peran yang penting. Pemeriksaan amilase dan lipase di dalam serum adalah pemeriksaan yang paling sering dikerjakan dan kedua pemeriksaan ini rupanya saling isi mengisi.

Disamping itu untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas dari diagnostik pankreas, perlu kiranya ditambah pemeriksaan amilase dalam urine, ratio C amyl/C creat dan isoenzim amilase.

Pemeriksaan laboratorium ini digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang langsung dapat menunjukkan keradangan dan kelompok yang menunjukkan kelainan fungsi organ sekunder akibat pankreatitis.

A. Pemeriksaan Yang Langsung Berhubungan dengan Keradangan Pankreas

  1. Amilase dalam serum dan urine
  2. Lipase
  3. Ratio amilase / kreatinin clearance
  4. Makroamilase
  5. Isoenzim amilase
  6. Glukosa
  7. Tripsin
  8. Fosfolipase A
  9. Benzoil – Tirosil – PABA
  10. Polipeptida pankreas

Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi pankreas adalah pemeriksaan yang langsung mengukur bahan-bahan yang dikeluarkan atau bahan yang dapat menggambarkan kelainan fungsi dari pankreas. Akan tetapi, bagaimanapun sempurnanya pemeriksaan laboratorium tentu belum dapat memberikan diagnosa yang tepat, oleh karena demikian luasnya gejala klinik dari kelainan pankreas dan tidak ada yang spesifik. Pemeriksaan ini harus dikerjakan pada setiap dugaan pankreatitis.

Amilase dalam serum dan urine

Amilase adalah protein yang dapat melalui glomeruli dan sebagian diserap kembali oleh tubuh. Banyak didapatkan dalam jaringan pankreas dan kelenjar liur. Jaringan lain yang mengandung amilase adalah ovarium, usus besar, usus kecil dan otot skelet.

Pemeriksaan amilase merupakan pemeriksaan yang sangat penting meskipun tidak patognomonis.

Dalam kepustakaan, sensitifitas dan spesifisitas dari pemeriksaan ini cukup tinggi, bahkan mencapai 95%.

Hal-hal yang mempengaruhi spesifisitas pemeriksaan ini adalah:

  • Terdapatnya amilase dalam jaringan di luar pankreas
  • Fungsi ginjal yang terganggu (misal: pada kegagalan ginjal)

Untuk mengatasi kelemahan ini, dikerjakan pemeriksaan lipase sekaligus.

Sesudah serangan akut, maka amilase serum dan urine ini dapat meningkat 2 hingga 3 jam setelah serangan. Puncak akan dicapai ± 20 – 30 jam setelah serangan, dan biasanya akan kembali normal dalam waktu 10 hari.

Kelainan di dalam urine akan lebih lama menghilangnya.

Serum amilase yang tetap tinggi setelah 3 hingga 4 minggu dapat disebabkan oleh karena tumor ganas atau pseudocyst. Pada keadaan-keadaan dimana terdapat nekrosis yang luas, obstruksi, pseudocyst atau abses maka kadar amilase itu dapat lebih tinggi dan bertahan untuk waktu yang lebih lama.

Lipase

Pemeriksaan laboratorium pada keradangan pankreas atau pankreatitis berikutnya adalah lipase. Selain didapatkan pada pankreas, lipase dapat dijumpai juga pada mukosa usus, lambung, lekosit dan jaringan lemak.

Keuntungannya adalah bahwa lipase tidak didapatkan dalam kelenjar liur, sehingga dapat membedakan parotitis dari pankreatitis. Peningkatan lipase yang terjadi lebih lama dipertahankan. Juga tidak didapatkan dalam urine sehingga tidak dipengaruhi oleh penyakit ginjal.

B. Pemeriksaan Laboratorium Yang Perlu Dikerjakan Sekunder Sebagai Akibat Kelainan Pada Pankreas

Antara lain:

  • Elektrolit: Na+, K+, Cl, dan HCO3
  • pH, PCO2 , PO2
  • Kreatinin
  • Urea
  • Calsium
  • Magnesium
  • Trigliserida
  • Enzim hati
  • Bilirubin
  • Faktor pembekuan
  • Hemoglobin
  • Hematokrit
  • Jumlah Lekosit
Scroll to Top