Istilah limfokin pertama kali digunakan pada tahun 1960 untuk golongan protein yang diproduksi limfosit yang diaktifkan pada respons imun seluler. Sekarang ternyata bahwa limfokin diproduksi disamping oleh limfosit T dan B, juga oleh sel-sel lain seperti makrofag, eosinofil, sel mast dan sel endotel. Oleh karena itu, istilah yang lebih tepat adalah sitokin.
Sel-sel utama yang memproduksi sitokin adalah sel Th dan makrofag. Hal tersebut sama halnya dengan interferon (IFN) yang sekarang ternyata juga diproduksi limfosit sehingga dapat pula digolongkan sebagai limfokin. Yang benar ialah bila keduanya disebut sitokin meskipun istilah limfokin dan IFN masih tetap digunakan.
Sifat-sifat Sitokin
Sitokin biasanya berupa glikoprotein dengan sifat-sifat sebagai berikut:
- Biasanya diproduksi sel sebagai respons terhadap rangsangan. Sitokin yang dibentuk segera dilepas dan tidak disimpan di dalam sel.
- Sitokin yang sama diproduksi berbagai sel
- Satu sitokin bekerja terhadap berbagai jenis sel (pleiotropik) dan dapat menimbulkan efeknya melalui berbagai mekanisme
- Banyak fungsi yang sama dimiliki berbagai sitokin (efek yang redundant)
- Sering mempengaruhi sintesis dan efek sitokin yang lain
- Efeknya terjadi melalui ikatan dengan reseptor spesifik pada permukaan sel sasaran dan cenderung menjadi sangat poten
Sitokin bekerja sebagai mediator pada imunitas non-spesifik misalnya IFN, TNF, dan IL-1 sedang yang lainnya terutama berperan pada imunitas spesifik. Pada yang akhir sitokin bekerja sebagai pengontrol aktivasi, proliferasi dan diferensiasi sel. Produksi sel sistem imun dikontrol oleh sitokin yang juga mengatur hematopoiesis yang secara kolektif disebut Colony Stimulating Factor (CSF).
Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara dalam komunikasi interseluler yang sangat poten, aktif pada kadar yang sangat rendah. Dewasa ini lebih dari 100 jenis sitokin yang sudah diketahui.