Benda tajam sangat berisiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah.
Penularan infeksi HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C, di sarana pelayanan kesehatan, sebagian besar disebabkan kecelakaan yang dapat dicegah, yaitu tertusuk jarum suntik dan perlukaan oleh alat tajam lainnya.
Untuk menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja, maka semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh digunakan lagi. Hampir 40% kecelakaan ini dapat dicegah dan kebanyakan kecelakaan kerja terjadi akibat melakukan penyarungan jarum suntik setelah penggunaannya.
Pengelolaan Benda Tajam
Perlu diperhatikan dengan cermat ketika menggunakan jarum suntik atau benda tajam lainnya. Setiap petugas kesehatan bertanggung jawab atas jarum dan alat tajam yang digunakan sendiri, yaitu sejak pembukaan paking, penggunaan, dekontaminasi hingga ke penampungan sementara yang berupa wadah tahan tusukan. Untuk menjamin ketaatan prosedur tersebut maka perlu menyediakan wadah limbah tajam/tempat pembuangan alat tajam di setiap ruangan, misalnya pada ruangan tindakan atau perawatan yang mudah dijangkau oleh petugas.
Risiko kecelakaan sering terjadi pada saat memindahkan alat tajam dari satu orang ke orang lain. Oleh karena itu, tidak dianjurkan menyerahkan alat tajam secara langsung, melainkan menggunakan teknik tanpa sentuh (hands free), yaitu menggunakan nampan atau alat perantara dan membiarkan petugas mengambil sendiri dari tempatnya, terutama pada prosedur bedah. Risiko perlukaan dapat ditekan dengan mengupayakan situasi kerja dimana petugas kesehatan mendapatkan pandangan bebas tanpa halangan, dengan cara meletakkan pasien pada posisi yang mudah dilihat dan mengatur sumber pencahayaan yang baik.
Pecahan Kaca
Pecahan kaca dikategorikan sebagai benda tajam. Pecahan kaca memiliki potensial menyebabkan perlukaan yang akan memudahkan kuman masuk ke dalam aliran darah. Untuk itu perlu diperlakukan secara hati-hati dengan cara pembuangan yang aman, seperti menggunakan sarung tangan tebal pada saat membersihkannya, ditambah dengan penggunaan kertas koran dan kertas tebal untuk mengumpulkan dan meraup pecahan kaca tersebut.
Untuk membawa pecahan gelas dianjurkan dengan cara membungkusnya dalam gulungan kertas yang digunakan untuk meraup sebelumnya dan memasukkannya kedalam kardus dan diberi label, “hati-hati pecahan kaca”.